Rabu, 28 September 2011

Indonesia Kekurangan 6 Ribu Dokter Hewan



Ilustrasi : Corbis
Ilustrasi : Corbis
DENPASAR - Meski banyak perguruan tinggi (PT) membuka Fakultas Kedokteran Hewan, namun sejumlah daerah di Indonesia masih kekurangan sekira 6 ribu dokter hewan. Diperkirakan setiap tahunnya beberapa PT yang memiliki Fakultas Dokter Hewan, lulusan dokter hewan tidak mencapai 1.000 orang.

"Kekurangan ini terjadi terutama di daerah kepulauan, sehingga banyak penyakit menular yang ditularkan melalui hewan yang tidak tertangani secara baik," ujar Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Prabowo Respatiyo Caturroso di Denpasar, Rabu (28/9/2011).

Guna memenuhi kebutuhan itu, diharapkan para calon dokter hewan atau mereka para dokter hewan yang saat ini memilih bekerja berwiraswasta, agar bersedia mengisi kekosongan itu.

Mereka diharapkan bisa membantu program pemerintah dalam memberantas penyakit menular yang ditularkan melalui hewan dengan bersedia ditempatkan di daerah kepulauan atau terluar Indonesia. Merangsang minat para dokter hewan ini ke daerah terluar Indonesia, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Kementerian Pertanian (Kementan) telah berupaya dengan memberikan sejumlah isentif.

Prabowo menyebutkan, para dokter yang ingin bergabung bersama pemerintah untuk memberantas penyakit menular seperti rabies misalnya, akan mendapat insentif yang memadai.

"Saat ini, kami tengah memperjuangkan insentif bagi para dokter hewan dengan mengajukan anggaran agar mendapat dukungan pemerintah dan DPR," katanya di sela peringatan hari rabies ketiga tersebut.

Berdasarkan data terakhir, hingga saat ini baru ada 11 ribu dokter hewan. Sementara kebutuhan dokter hewan di Indonesia hingga 2020, diperkirakan mencapai sekira 20 ribu orang. Dari jumlah itu, lanjutnya, 6 ribu di antaranya dibutuhkan untuk daerah kepulauan.

Minimnya lulusan dokter hewan, tambahnya, juga mengakibatkan komposisi dokter hewan dengan jumlah manusia maupun estimasi hewan di Indonesia menjadi tidak seimbang. Banyak pos-pos yang seharusnya diisi lulusan dokter hewan nyatanya ditangani mereka yang bukan ahlinya. Kondisi ini berdampak pada tidak efektifnya upaya pemberantasan penyakit menular.(rhs)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar